top of page

FACEBOOK

NILAI LINGKUNGAN DARI MITOS LEWA LIZU

ree


Divisi Edukasi Ekologi Yayasan Puge Figo, kembali melaksanakan kegiatan edukatif bagi anak-anak sekolah dasar, tepatnya di SDI Malafai, Kecamatan Wolomeze. Kegiatan edukasi ekologi kali sangat istimewa dan menyenangkan. Kali ini, anak-anak khususnya kelas IV dan V diajak belajar melalui mitos atau cerita rakyat yang berjudul Lewa Lizu. Cerita ini dibawakan oleh Bapak Sius Nende sebagai narasumber. Cerita mitos ini bukan hanya warisan budaya nenek moyang tetapi juga sebagai bagian dari upaya mengenalkan hubungan manusia dengan alam melalui pendekatan budaya dan kearifan lokal.


Lewa Lizu: Menapaki Tangga ke Langit

Lewa LizuĀ berdasarkan bahasa daerah setempat berarti ā€œ Tangga Ke Langit ā€. Kisah ini menceritakan bahwa pada zaman dahulu nenek moyang memiliki keinginan besar untuk mencapai langit. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang kehidupan diatas langit, apa saja yang ada diatas langit. Lalu dengan tekad yang kuat mereka berencana untuk menembus langit dengan cara membuat sebuah tangga. Mereka mulai menyusun batu satu demi satu dari bumi membentuk sebuah tangga. Namun ditengah proses penyusunan batu-batu tersebut, muncul perbedaan pendapat di antara mereka. Satu demi satu orang mulai bertengkar, untuk menentukan model dan arah tangga-nya. Perdebatan dan pertengkaran terus, orang-orang tidak lagi berfokus pada penyusunan batu, hingga batu-batu yang sudah tersusun tinggi dan hampir menembusi langit langsung runtuh ditengah perdebatan yang terjadi. Seketika keinginan untuk menembus langit pun sirna. Ā 


Lewa lizuĀ tidak hanya sekedar mitos lama, akan tetapi didalamnya tersimpan pesan penting tentang persatuan, tanggung jawab dan rasa ingin tahu hal yang positif. Bagi anak-anak kegiatan berbagi mitos seperti ini membantu mereka mengenal budaya daerah sekaligus menanam karekater yang baik sejak dini.

Selama kegiatan berlanggsung, anak-anak tampak semangat dan penasaran tentang mitos tersebut, mereka tidak hanya mendengarkan tetapi juga diajak berdiskusi: mengapa batu-batu bisa runtuh? Apa yang bisa kita pelajari dari alam dan kerja sama?. Anak-anak menjawab dengan polosnyaā€ kita harus rukun dan berkerja sama supaya berhasilā€


Kisah yang tersirat dalam Lewa LizuĀ juga mengajarkan kita bahwa manusia dan alam saling berhubungan, selayak batu-batu tersusun dengan seimbang agar tangga tetap berdiri kokoh, manusia pun harus menjaga keseimbangan dalam hidup ā€œmanusia-alam-penciptaā€.

Runtuhnya batu-batu menjadi simbol ketidakharmonisan antara manusia dan alam. Ketika manusia kehilangan rasa kebersamaan dan keseimbangan, alam pun bisa menjadi tidak stabil. Alam akan tetap kuat, lestari dan aman ketika manusia mampu bertindak secara bijak dan berkerja sama.

Ā 
Ā 
Ā 

Komentar


POSTINGAN TERBARU

PRODUK KAMI

MINYAK ATSIRI SEREH DAPUR

Membantu mengatasi dermatosis (masalah kulit) seperti eksem, mikosis, herpes (mulut dan kelamin) Melawan selulit (kelebihan lemak tubuh).

leaves Yayasan Puge Figo
Leave green Puge Figo
Rectangle white Puge Figo
Logo Yayasan Puge Figo Putih

DIBALIK POHON, MANUSIA

DAPATKAN NOTIFIKASI ARTIKEL
DAN BERITA KAMI

Terimakasih! Nantikan berita dan artikel Puge Figo

SOSIAL MEDIA 

  • Instagram
  • Facebook
  • Youtube
  • Whatsapp
ornamen dekoratif footer yayasan Puge Figo

© 2025, Divisi Komunikasi | Yayasan Puge Figo Made With Love šŸ’–

bottom of page