Belajar dari Sumatera: Orang Muda Ize dan Yayasan Puge Figo Menanam Harapan di Mata Air Wegeski

Kerusakan ekosistem di Indonesia seperti deforestasi masif di Sumatera, menjadi cermin rapuhnya hubungan manusia dengan alam. Apa yang terjadi di sana menunjukkan bahwa ketika hutan hilang, masyarakat menanggung akibatnya: krisis air, longsor, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Cermin ini mengingatkan kita di Flores agar tidak menunggu musibah datang sebelum bergerak.

Berangkat dari kesadaran itu, pada Jumat, 5 Desember, Yayasan Puge Figo bersama Orang Muda Katolik (OMK) Ize mengadakan kegiatan ekologis di mata air Wegeski. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan menanam pohon, tetapi juga menumbuhkan cara pandang baru tentang pentingnya menjaga sumber kehidupan. Sebelum menanam, Yayasan Puge Figo memberikan edukasi mengenai peran mata air dalam kehidupan masyarakat. Air bukan sekadar kebutuhan dasar, tetapi fondasi ekosistem: ketika pepohonan hilang, mata air melemah; ketika mata air hilang, kehidupan ikut terancam.

Edukasi ini menekankan bahwa pohon adalah penjaga air, pengikat tanah, penyaring udara, sekaligus penopang generasi masa depan. Setelah sesi edukasi, peserta mengikuti ibadat ekologi, sebuah momen refleksi spiritual untuk menyadari kembali relasi manusia dengan ciptaan. Dalam doa bersama ini, orang muda diajak melihat bahwa menjaga alam adalah bentuk syukur, sekaligus tanggung jawab moral bagi setiap generasi. Ketua OMK Ize, Yohanes Brito, menegaskan komitmen orang muda dalam menjaga lingkungan. “Orang muda juga peduli terhadap lingkungan. Kami ingin mengajak semua untuk bersama-sama melestarikan alam tempat tinggal kita,” ujarnya. Sementara itu, Pater Rolan OFM, sebagai pendamping orang muda, mengingatkan agar apa yang terjadi di Sumatera menjadi pelajaran bersama. Ia menegaskan bahwa kerusakan ekosistem selalu membawa dampak besar bagi masyarakat, dan kita perlu menjaga lingkungan sekitar agar tidak mengalami hal yang sama.

Aksi menanam pohon hari itu menjadi simbol yang sederhana namun penuh harapan: bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Dari mata air, dari desa, dari orang muda kesadaran ekologis dapat tumbuh dan menyebar. Karena pada akhirnya, alam menyimpan masa depan kita. Dan setiap pohon yang ditanam, adalah harapan yang tumbuh.