top of page

Petunjuk Budidaya Tanaman Nilam


Apa itu Nilam?

Nilam merupakan sejenis tanaman perdu/rumput yang mudah tumbuh didaerah beriklim dingin sedang ataupun panas. Tanaman ini telah dibudidayakan dibeberapa daerah di Indonesia, termasuk di pulau Flores. Di kabupaten Ngada dan Nagekeo nilam dibudidayakan sebagai tanaman sela di lahan pertanian petani lokal yang didampingi oleh Yayasan Puge Figo (YPF).


Karena memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, Yayasan Puge Figo (YPF) mencoba untuk mengembangkan budidaya nilam dimasyarakat tani lokal Flores dengan cara organik alami, berkelanjutan dan mandiri. Dalam kemitraan dengan Yayasan Puge Figo, sehubungan dengan budidaya nilam, petani diarahkan mandiri dalam setiap tahapan petani nilam.


Pemotongan Stek

  1. Gunakan alat yang tajam (gunting bunga, pisau atau cutter) dan bersih agar bekas potongannya rapi dan cepat sembuh.

  2. Bagian rumpun Nilam yang dijadikan stek ; bagian batang yang setengah tua dengan ciri-ciri warna batang yang masih hijau keunguan termasuk pucuk.

  3. Stek harus memiliki 3 sampai 5 ruas atau panjang stek 15 – 20 cm

  4. Daun-daun pada ruas yang dimasukan ke tanah dipangkas sebelum ditanam.

Penanaman Stek

  1. Stek disemaikan didalam plastik koker dengan posisi miring

  2. Dengan dua atau tiga ruas didalam tanah dan dua atau tiga ruas diatas

  3. Tunas daun akan muncul dalam waktu dua sampai tiga minggu

  4. Polybag diletakan pada tempat yang lembab dan dibawah naungan ringan. Bibit siap ditanam langsung pada lahannya pada usia dua minggu keatas

Pemilihan Lahan

  1. Lahan mendapatkan pasokan air yang cukup (kelebihan air atau genangan air dapat mematikan Nilam)

  2. Lahan yang bagus untuk budidaya nilam adalah bertanah lempung, lempung liat remah, lempung berpasir, lempung liat berpasir

  3. Didaerah panas (0 mtr mdpl sampai 600 mtr) tanaman nilam membutuhkan naungan. Idealnya naungan diberikan oleh pohon-pohon yang mempunyai nilam tambah untuk kesuburan tanah seperti Turi, Gamal, Lamtoro dan Kaliandra

Persiapan Lahan

  1. Bendengan (dengan ukuran minimal 20x40 cm) dan jarak minimal 70 cm Antara bendeng, jarak tanam minimal 100 cm

  2. Pemupukan secara organic alami (bokasi, pupuk kandang) pada setiap titik tanam

Perawatan Rutin

  1. Kebutuhan air terutama selama 2 sampai 3 bulan setelah penanaman

  2. Pemangkasan pucuk agar tanaman nilam jadi rimbun, pucuk daun bagian paling atas dari setiap ranting dipangkas ½ kali pada umur tanaman 2 sampai 3 bulan

  3. Perundukan, ranting samping yang muda diturunkan kebawah tanah ditutupi dengan tanah pada bukunya agar membentuk rumpun baru

  4. Pembubunan, pada setiap rumpun, tanah sering dibumbun setelah digembur agar memicu pertumbuhan ranting baru dan akar-akar baru pada batang

  5. Penyilangan dilakukan secara rutin terutama pada umur nilam 1 sampai 3 bulan

  6. Penyiraman air ke lahan nilam diatur sesuai dengan keadaan kelembaban tanah disekitar rumpun nilam

  7. Pemulsaan yang secukpnya dengan menggunakan daun-daun (gamal, genevo, lamtoro misalnya) jerami, padi dll.

Tanda Nilam Siap Panen

  1. Pada saat terjadi perubahan warna, daun menjadi warna hijau muda, mulai menjadi kemerahan/ungu

  2. Tanaman nilam dapat dipanen sebanyak 5 sampai 6 kali selama satu periode tanam (2 tahun)

Cara Panen

  1. Gunakan alat potong yang tajam dan bersih

  2. Cukup memanen cabang dan ranting yang masih muda, warna batang masih hijau dan ungu

  3. Cabang dan ranting muda dipanen sesuai dengan tinggi dan besar rumpun nilam

  4. Beberapa cabang dan ranting tidak dipanen agar tanaman dapat berkembang kembali dengan baik

Perawatan Setelah Panen

  1. Penyiraman

  2. Pemupukan tinggi (secara organik alami)

  3. Melanjutkan/mengulangi perawatan rutin lainnya

bottom of page